Filosofi Embun Pagi
Embun hanyalah uap-uap air yang berkumpul menjadi titik air. Embun muncul pada suhu yang cukup dingin dengan kondisi yang tenang. Malam hari adalah kondisi yang cukup dingin dan tenang bagi uap-uap air membentuk titik air. Kondisi menurunnya suhu udara pada tengah malam menuju dini hari menyebabkan uap-uap air berada di titik jenuh. Titik Jenuh akibat penurunan suhu ini kita sebut sebagai titik embun.
Embun memiliki filosofi yang bagus, jika kita renungkan secara mendalam. Embun, adakah yang lebih indah dari kilau beningnya? Embun akan selalu hadir di pagi hari walaupun disaat musim penghujan maupun musim kemarau. Embun adalah titik jenuh yang terkendali, menyatu dalam satu misi memberikan kesegaran di hari yang baru. Betapapun panasnya musim kemarau. Embun pagi tak akan pernah ingkar janji untuk selalu hadir menyambut mentari pagi.
Hadirnya embun sebagai pertanda akan janji Allah SWT kepada seluruh isi dunia bahwa akan ada pergantian setelah hitam kelam malam akan datang hari baru yang terang benderang. Embun pagi ini bukanlah embun yang kemarin, embun kemarin sudah hilang lenyap terbakar sinar matahari. Embun di setiap pagi hari menunjukan hari-hari baru yang menyegarkan yang penuh harapan.
Embun pagi laksana hati manusia yang pada hakekatnya adalah bersih dan suci. Kepercayaan dan kejujuran yang tertanam di hati manusia akan tetap terjaga jika visi-misinya sebagai Mahluk ciptaan Allah SWT tetap terjaga dan terkendali. Alam dan lingkunganlah yang terkadang menghancurkan dan mengotori isi hati manusia juga kendali iman yang lepas. Visi-misi manusia dan dunia adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan visi-misi syetan adalah menghancurkan visi-misi manusia sebagai mahluk Tuhan. Syetan meyelinap di tengah-tengah lingkungan sekitar kita, dan berada di Alam Raya hidup bersama manusia.
Mari jaga iman dan embun pagi yang ada di dalam hati kita. Agar selamat di dunia dan akherat.
(self reminder)
Citra, 8 Agustus 2018.