Rabu, 31 Desember 2014

SEMUA MENUJU SENJA
(Lanjutan...22 nov 2014)


Gadis cantik berambut panjang itu membawa Nenek Siti ke rumah kontrakannya. Nenek Siti tidak menyangka, ternyata masih ada gadis cantik yang perduli padanya di kota sebesar itu.
"Ini, rumah kontrakan saya, nenek boleh menginap disini untuk sementara besok kebetulan saya libur kerja bisa saya antar mencari alamat anak nenek!"
"Neng, terima kasih nenek sudah merepotkan neng cantik ini!"
"Tidak apa-apa nek,..!" 
"Nenek, duduk di teras dulu saya mau masuk sebentar". Riska segera masuk kedalam rumah, ia menuju kamar Marni temennya yang ternyata kosong. Riska akan memberi tahu Marni, agar Nenek bisa menginap satu hari di kamarnya.

Riska nama gadis itu yang tak lain adalah teman sekampungnya marni alias Merry. Merry kaget  begitu sampai di rumah melihat nenek Siti di teras.
"Nenek,..kok ada di sini?...nenek membuntuti saya ya? maaf nenek saya tidak bisa membantu nenek".
"Eh' si Neng,..saya..sa...".
"Sudahlah Nek,..sebaiknya nenek pergi saja dari sini soalnya ini juga bukan rumah saya".
Ketika Merry berusaha mengusir nek Siti, Riska teman kostnya segera muncul dari dalam rumah sambil membawa sepiring nasi dan segelas minuman.

"Hei, Mer..kamu baru pulang, gimana sudah dapat pekerjaan belum? Riska tersenyum melihat temen yang ditunggunya sudah datang.
"Sudah Ris,..tapi cuma sebagai baby sister..!"
"Bagus itu,.. mengurus anak-anak bukannya menyenangkan?"
"Apa..? Pusing tahu?
"Yang penting kan bukan bagian masak, nyapu, ngepel,..katamu, ya nggak?
"Iya, sih makanya mau kucoba deh".
"Nah, begitu dong harus berani mencoba!" Oya, Merry..kenalkan ini nenek Siti, boleh ya malam ini dia menginap di kamarmu?..soalnya kamarku penuh dengan barang-barang dan pekerjaan kantor".
Merry nampak terkejut, raut wajahnya menunjukan rasa tidak suka. Perlahan Merry menarik  tangan Riska lalu dibawa masuk, seperti akan menyampaikan sesuatu.
"Ris,..memangnya kamu kenal, sama gelandangan itu?"
Riska menggeleng. Merry semakin bersemangat untuk mengusir nenek tua itu, menurutnya ribet menampung nenek-nenek di rumah karena harus tanggung jawab, belum kalau tiba-tiba sakit, harus bertanggung jawab membawa ke rumah sakit. Merry menyarankan untuk menampung gadis muda saja, bisa di suruh-suruh membantu pekerjaan rumah.
Bersambung...