Senin, 27 Oktober 2014

HIJRAH

Jika suatu keyakinan sudah memudar, bersama daun-daun kering yang berguguran. Dan jika hati tertata rapi dalam sepi dan kebisuan yang semakin panjang menenggelamkan kedalam sumur mati penuh keterasingan. Dan jika tiada lagi kehangatan rasa dalam jiwa, serta langit-langit jiwapun tertutup kabut hingga tak nampak suatu cahaya bersinar disana. hanya keresahan yang membelenggu kalbu, mengapa engkau masih bertanya? kenapa bumiku sendu?...

Langkahmu santai namun lunglai....ke danau itu,...danau kering di padang luas,..diantara pohon-pohon tua yang telah hangus terbakar...oleh api cemburu,..yang membelenggumu hingga beku..!!
Dan kau masih duduk meratap dengan tatapan kosong diatas batu tua,..yang menganga menahan panas sinar matahari,..dan engkau kembali berjalan dengan kakimu, dengan tanganmu, dengan punggungmu, dengan kepalamu...untuk mencari air..air kehidupan yang tak pernah kau temukan, karena kau hanya berputar-putar di hutan terbakar...hingga mata nanar dan terkapar...

Sadarilah,..engkau sebenarnya hanya berjalan dengan pikiranmu, hingga kelelahan mampu meluluh-lantakkan jiwa raga. Dan ketika malam tiba,..entah ,malam yang keberapa juta bulan, engkau terpikir untuk ber-HIJRAH", dengan semangat membara, hasrat bergelora, harapan seakan didepan mata untuk mencari air kehidupan, mencari keindahan pemandangan mencari kedamaian hati, mencari kesejukan sebuah danau, mencari keramahan penduduk dengan segala dunia baru engkau ingin menyatu, bangkit dan tinggalkan masa lalu...menunggu pagi seakan semua berseri...

Dan ketika pagi tiba, kau terjaga...dari tidurmu diatas batu tua,...ketika kaki hendak melangkah namun..kadua kakimu telah lumpuh,...sedikitpun tak dapat kau gerakkan,...berjuang dan terus berjuang sekuat tenaga namun kegagalan selalu yang diterima....harapan sirna,..mulutmu tak sanggup lagi berteriak,..semua telah pergi tinggalkan engkau yang berhati batu...untuk langkahmu..yang selalu ragu,..bertahan di hutan tanpa harapan....kini penyesalan hanya tinggal penyesalan..!
Ingatlah,..Hijrahmu terlambat,..saat engkau kuat...!!!


Selasa, 21 Oktober 2014

KUGENDONG KAU KE SURGA

Kau memang tidak terlalu cantik namun kau menarik dan tidak membosankan, gaya bahasamu yang polos bahkan terkesan culun, bagi sebagian orang yang tidak suka, kamu dibilang bodoh karena memang suka agak Telmi..he..he..he, maaf. Namun bagiku kau luarrr biasa.

Kubaca sejarahmu,  sebagai gadis pendiam dari keluarga sederhana tinggal di desa, namun aku tahu keluarga ayahmu hampir semua ada di kota besar dan akupun tahu siapa saja mereka.

"Arneta Marbela",..itu nama pemberian ayahmu. Karena engkau tinggal di kampung teman-temanmu suka memanggilmu  "Mar,..atau si-Mar,.." Apapun panggilan mereka engkau tetap menerima saja. Ketahuilah aku memanggilmu "Bela  si- Bidadari Surga"

Sifat ayahmu yang otoriter, keras membuat tetangga tak begitu akrab dengan keluargamu.
"Bela,..siapa sih pacarmu? Tanyaku ketika bertemu. Dengan malu-malu kamu hanya menggeleng. Begitu lulus SLTA kamu sudah langsung bekerja hinga 3 tahun dan selama ini orang sekampung tidak pernah mendengar siapa nama pacarmu.

Semua temanmu, Ani, Siti, Yati, Tuti, Wati  pernah mempunyai kekasih tetapi hanya kamu yang selalu sendiri. Kesendirianmu memicu prediksi orang lebih menyedihkan lagi, kamu dianggap sebagai gadis yang tidak normal karena sampai usia dewasa tidak pernah mengenal cowok. Beberapa ejekan sempat dilontarkan padamu, bahkan Ani temanmu yang paling jago menaklukan banyak cowok, menawari bekas pacarnya untuk diberikan padamu karena si Ani sudah punya gebetan baru. "Masya Allah" sungguh memprihatinkan masa remajamu. namun bagiku kau tetap menganggumkan, kau tetap pendiam, mengalah dan sabar menerima semua ejekan itu.
Kau merantau ke kota,...disana di saudara kaya, namun kau tetap sederhana kau juga tidak memanfaatkan kekayaan saudaramu. Bela, engkau tetap bersahaja dengan tampilan pakaian barumu yaitu berjilbab, meski di kampung kau sempat diejek dengan jilbabmu itu namun sampai di kota engkau tetap memakainnya.

Bela tak tahukah kau bahwa diam-diam aku mencintaimu, bersaing dengan seorang sahabatku sampai akhirnya dia menyerah sebelum mengatakan cinta padamu karena kami tak pernah berani mendekatimu,..entah kenapa? padahal kau tidak galak,  tidak judes dan tidak sombong tetapi kenapa aku juga nggak berani mendekatimu?

Bela, Tujuh tahun engkau merantau ke Jakarta dan bekerja di berbagai macam bidang pekerjaan. Dua tahun Engkau di sebuah penerbitan majalah, satu tahun engkau kerja di sebuah sekolah, engkau juga pindah lagi bekerja yang akhirnya di sebuah perusahaan kontraktor, engkau tinggal di sebuah rumah kost yang terkenal dengan sebutan "Tempat kost Tante Wanda"..aduuh' Bela kenapa engkau kost di disana? Ketahuilah Bela, aku sempat mencemaskanmu sehingga akupun membuntutimu dan tinggal tak jauh dari rumah kostmu.

Aku selalu menerima berita tentangmu,..engkau yang tidak berubah meski bergaul dengan gadis-gadis cantik berpenampilan masa kini. Jilbabmu tak pernah kau lepas meski di sekitarmu berseliweran teman-teman kostmu dengan rok mini, sepatu hak tinggi ataupun dengan celana-celana ketat. Hanya sekata dan dua patah kata yang suka kau ucapkan untuk sedikit menasehati teman-temanmu selebihnya adalah contoh yang engkau berikan.

Beberapa temanmu yang tidak suka meledekmu dengan sebutan "Ustadjah lelah" karena ada embel-embelnya 'Perawan Tua", padahal usiamu baru 27 tahun. Engkau hanya tersenyum saja dengan ledekan itu. Ada beberapa temanmu yang akan menjodohkanmu, karena mereka yakin dengan kamu tahu dan mengenal cinta sendiri tak akan berani lagi menasehati mereka. Sebenarnya kamu tidak menasehati hanya ingin mengingatkan namun justru niat baikmu menjadi bumerang bagi dirimu sendiri.

Sementara itu di luar lingkungan sekitar, engkau mendapat predikat buruk juga akibat tinggal ditempat kost yang tergolong bebas. Bela.. secepatnya kamu harus keluar sebelum kejadian yang tidak diharapkan menimpamu karena firasatku berkata begitu.

"Bela, Kamu mau kemana?" tanyaku ketika melihat Bela keluar kost dengan membawa tas besar. "Aku, mau pulang kampung mas,..lho mas Iksan kok ada di sini? Bela terheran-heran melihatku. Bela tidak pernah tahu bahwa aku adalah keponakan Bosnya tempat dia bekerja.
"Mas Iksan, teman abangku di kampung dulu ya? teman SMA? Aku mengangguk.

Sebelum sempat pergi, beberapa teman kostmu keluar dan memarahi dan memaki-makimu. Bela rupanya kamu dituduh merebut pacar salah seorang teman kostmu yang paling centil. Mas Bagas anak bungsu dari pemilik kost yang paling ganteng dan digandrungi semua anak kost, itu sebenarnya hanya menitipkan kunci kamar pada Bela, untuk kamar kosong yang akan ditempati oleh penghuni kost baru namun semua telah salah paham dan berkat laporan semua anak kost akhirnya Bela dikeluarkan dari tempat kost,..dengan tuduhan yang menyakitkan,...namun Bela, engkau justru mengucapkan "Alhamdullilah",...karena engkau menyakini bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Allah yang terbaik. Yah...aku rasa juga lebih baik begitu, karena memang beberapa teman kostmu, aku telah mengenalnya,..seperti apa kepribadian mereka, sebaiknya tinggalkan saja Bela.

Predikat 'Perawan Tua' yang melekat di dirimu tidak pernah membuatmu malu atau patah semangat begitupun ketika engkau dituduh sebagai cewek yang dan bodoh tidak laku engkau tetap tersenyum, aku benar-benar salut karena engkau penuh rasa percaya diri,..bahwa suatu hari nanti jodoh pasti akan datang padamu jika waktunya sudah tiba.

Bela  atas nama Allah, aku yakin siapa dirimu dan apa yang telah kau lakukan, kau hanya menjalani takdir dengan iklas,..kau tidak pernah dendam atau membalas sakit hati yang sering engkau rasakan semua kau serahkan pada Sang Pencipta.

Bela,..kini saatnya dengan segala keyakinan dan kepercayaanku aku akan maju untuk melamarmu. mari kita buka lembaran baru, kita lupakan masa lalu menyongsong hari baru. Dan semua tercengang ketika langkahku dengan pasti membawamu di pelaminan, aku akan merubah semua penderitaanmu menjadi kebahagiaan, semua airmata dukamu menjadi airmata bahagia. "Bela kau adalah bidadariku" ijinkan aku menjadikanmu seorang istri, karena wanita sepertimulah yang aku cari selama ini.

Bela, setelah kita mengucap ijab Qobul ternyata engkau benar-benar masih 'bodoh',..he..he..he maaf,...namun bagiku engkau tetap luar biasa,..sekarang aku adalah gurumu. Sekarang aku siap mengajarimu. Setelah engkau mengetahui apa itu Neraka dunia kini saatnya aku akan mengajarimu tentang surga dunia,...Mari Bela,.."KUGENDONG KAU KE SURGA...!!!"