Minggu, 27 Desember 2015

BERJALAN DI BEBATUAN



Langkah ringkih telanjang kaki masih tetap terayun. Walau banyak bebatuan di sepanjang jalan. Sejenak seraut wajah kusam tanpa cahaya itu berpaling. Menyaksikan sang surya yang tengah memanggang tubuhnya. Panas terik tak dihiraukan lagi. Keringat bercucuran, kering rasa di kerongkongan. Dia masih akan terus berjalan menuju dermaga di mana pelabuhan tempat dia menanti sang buah hati setelah sekian lama berpisah oleh sebuah sandiwara kehidupan yang membuatnya terbuang dari sanak saudara. Kini perjalanannya hampir berakhir meninggalkan hutan terbakar di lereng gunung gundul dan perkebunan tandus. Kini dia akan berlari menuju pantai dimana akan tercipta damai bersama angan dan mimpi buruknya selama berjalan diatas bebatuan., akan segera menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar