Jumat, 15 Mei 2015

MENULIS SEBAGAI SEBUAH TERAPI




Menulis untuk sebuah kenikmatan atau menjadi jenius dengan menulis itu memang benar. Namun tidak hanya itu menulis bisa sebagai sebuah terapi jiwa. Seperti ketika seseorang mengalami kegoncangan dalam kehidupannya atau mengalami sebuah pengalaman pahit yang membuat seseorang itu frustrasi, mudah marah dan anti sosial jika didiamkan akan menjadi si penderita akan menjadi lebih depresi. Dalam hatinya ingin melampiaskan semua kekesalan dan kegundahan hatinya. Sebelum dia melakukan hal-hal yang negative dan merugikan atau bahkan membahayakan orang lain. Tuntunlah dia untuk bisa melampiaskan melalui sebuah tulisan. Seperti yang pernah penulis alami terhadap seseorang yang tengah menghadapi rasa frustrasi dan kekecewaan terhadap seseorang. Sediakanlah media yang bisa menjadikan tempat si penderita melampiaskan semua isi hatinya. Dan ketika seseorang mengeluarkan satu persatu melalui tulisan-tulisan, perlahan-lahan beban jiwanya semakin berkurang. Biarkanlah si penderita menuliskannya di  selembar kertas dengan segala kata-kata terburuk sekalipun (asal tulis, hanya untuk dibakar) hingga si penderita lelah dan kehabisan kata-kata. Dalam satu hari, dua hari tiga hari bahkan sampai berminggu-minggu ini benar-benar dapat membantu si penderita mengobati dirinya sendiri dari rasa sakit hati dan depresi.
Seseorang yang telah membuktikannya kini sudah menjadi pribadi yang jauh lebih baik, santun, taat beribadah dan sudah mempunyai keluarga dan mampu menjalani hidupnya dengan rasa kesadaran dan kebahagiaan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar