FRAMMERSBACH YANG CANTIK
Tulisan
dan Foto : Anur Erawati Mulhadiono
Sebuah desa yang terletak di daerah
pegunungan, orang bilang lebih banyak bunga dari pada penduduknya. Benar, penduduknya tak sampai 50 000 orang. Rasanya kita sebut saja kota kecil; karena melihat
penampilan jalan raya yang lebar dan mulus, rumah-rumah penduduk yang kokoh,
bersih dan bagus-bagus.
Kota
kecil tersebut letaknya nun jauh di pedalaman Jerman yang di peta dunia tidak
kita temukan. Penulis sempat tinggal pada keluarga Desch, keluarga orang
kebanyakan sekitar 10 hari, karena itu dapat melihat dan merasakan kehidupan
penduduk pada umumnya.
Dari
Frankfurt ke Frammersbach yang jaraknya sekitar 60 km, kami melalui jalan raya
yang mulus, tenang, dan sepi ke arah
utara, menuju pegunungan. Di kanan kiri jalan ada hutan pinus yang pohonnya
tinggi lurus tanpa cabang , seolah-olah diatur dijajar rapi, tajuknya meruncing
ke atas seperti pohon natal yang kita lihat di Indonesia. Hutan pinus diselingi
tanah datar atau berbukit yang hijau, bernuansa bagaikan permadani. Warna hijau
tersebut adalah lapangan rumput yang rata terpotong rapi; tak tampak seorangpun
bekerja menyabit rumput. Ternyata semuanya dikerjakan dengan mesin pemotong
rumput . Di antaranya tampak pohon apel dengan buah2nya yang lebat, hijau
kemerahan. Sebagian jatuh ke tanah.
Jalan
raya aspal licin yang sudah bersih ini rupanya setiap waktu tertentu dicuci,
dipel laksana ngepel lantai rumah; yang mengerjakan adalah mobil bermesin pel.
Suatu waktu penulis melihat sendiri, lo jalan sebersih ini masih dipel?.
Rupanya
memang itulah budaya orang Jerman yang pembersih, sadar dan peduli akan
kelestarian lingkungan hidup. Di rumah2 penduduk di sudut halaman ada beberapa tong sampah besar; satu untuk sampah dapur,
satu untuk sampah kertas dan satu lagi untuk sampah plastik, serta sampah botol
dan kaleng. Di beberapa kota sampah tersebut di daur ulang, antara lain untuk
pupuk yang dijual murah kepada penduduk
2.
setempat..
Tak heran tanamannya subur. Memang pada waktu summer penduduk nya memanfaatkan kesempatan
untuk bertanam sayur mayur dan bunga. Di belakang rumah penduduk biasanya ada
semak2 hutan kecil , ada jalan untuk jogging atau bersepeda. Kadang2 ada sungai
yang airnya jernih, ikan tampak berseliweran, ada bebek atau angsa berenang bahagia tak ada
yang mengganggu. Penduduk tidak boleh memancing di sungai tanpa izin khusus.
Demikian pula orang tidak boleh menebang pohon tanpa izin kalau ada izinpun
memenuhi peraturan lain , misalnya berapa pohon yang akan di tebang dan di mana
lokasinya, menebang tak boleh tandas sampai akar , harus meninggalkan batang
yang diharapkn pohon akan tumbuh lagi . Di hutan terdapat beberapa jenis jamur
liar yang besarnya se piring teh, warnanya hitam, tetapi bila sudah dimasak
untuk saus steak, lezat sekali.
Pada
suatu hari penulis berjalan-jalan bertemu sekelompok babi hutan yang
dikandangkan dan disebelahnya kandang rusa, Seorang pemuda membawa sekarung
buah apel dan melemparkan buah2 untuk makanan binatang.. Binatang2 itu milik
Anda? Saya bertanya .jawabnya: “No”. Setelah buah apel habis pemuda tersebut
pergi mengendarai motornya. Kok mau capek2 mungut buah apel yang jadi sampah untuk diberikan kepada binatang yang bukan
miliknya, Termangu mangu saya melihatnya
. Kalau
kita berjalan-jalan di mal atau tempat wisata , ada orang yang tanpa sengaja
menjatuhkan sesuatu, dengan sendirinya dipungut kembali bahkan kalau itu cairan
di lap.
Arsitektur
tradisional di Jerman, unik. Dari luar dindingnya seolah digambar garis2
horizontal vertical dan diagonal sebagai dekorasi. Padahal garis-garis tersebut
adalah balok-balok kayu untuk penguat konstruksi, karena dindingnya dibuat dari
campuran jerami dan tanah lempung Namun
rumah2 tradisional ini sudah jarang, beberapa kami lihat di Frammersbach yang
berumur ratusan tahun dan dilestarikan.
Biasanya
.rumah-rumah di Frammersbach, berjajar
di jalan beraspal atau di gang, hampir semuanya bertingkat dua atau tiga dengan jendela-jendela kaca yng dihiasi
tirai
3.
berenda, di depannya berjajar pot bunga warna
warni. Atapnya berbentuk pelana di sana sini tampak lempengan-lempengan alat
penangkap panas matahari untuk memenuhi kebutuhan energy listrik.dan pemanas
air dan ruangan. Di lantai bawah rumah
digunakan untuk service, untuk menyimpan mesin pemanas, mesin cuci pakaian, peralatan
pertukangan dan berkebun, serta gudang penyimpan makanan tahan lama seperti
makanan dan minuman kaleng, persediaan untuk musim dingin. Lantai dua untuk
dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang kerja atau lainnya. Lantai tiga untuk
ruang-ruang tidur. Di bawah atap atau kelder dimanfaatkan untuk menjemur
pakaian.
Interior
rumah di kota ini pada umumnya terasa
homy dan akrab. Biasanya pada ruang keluarga ada seperangkat sofa berlapis kulit, dengan pesawat TV dan pernak
pernik koleksi benda2 seni dan kerajinan, karpet tebal bernuansa modern atau
klasik. Furnitur banyak dibuat dari kayu cemara atau jati Belanda, juga lantai
rumah beberapa bagian dari parket kayu
Dapur
mereka tungku memasaknya tanpa api, tetapi pemanas elektrik, ada keran air
panas , ada mesin cuci piring, tentu lemari es besar, mesin pemotong roti atau
bahan lain, ada mesin coffee maker, ada perebus telur dan lain-lain . Peralatan
makan dan minum dari kualitas yang bagus.
Biasanya
mereka sarapan dengan roti, daging atau selai manis, juice, teh, kopi, susu. Di
dapur , biasanya ada meja makan yang juga untuk tempat ngobrol, bermain kartu atau
permainan bersama tua dan muda. Makan siang baru makan lengkap di kamar makan
khusus; ada steak atau daging olahan
lain ada roti atau pasta atau kentang dan salad dari sayuran mentah. Penutupnya
es krim atau buah atau cake manis. Makan malam suka2 , anak-anak mau makan
jogurt, atau es krim atau kue kue atau pudding, sesukanya tidak harus roti .
Kamar
tidurnya berselimut bed cover yang hangat, karena di kota ini walaupun summer
udara di malam hari dingin. Di bawah 20” C. Kamar mandi mereka selalu ada
kloset, bidet dan kloset khusus pria. Rata2
orang masuk rumah melepaskan sepatu , walau
4.
sepatu tak akan ada lumpurnya kalau tidak baru
berkebun. Budaya bersih ini rupanya sudah mengakar bagi orang Jerman
Kehidupan
sosial penduduk Frammersbach juga baik. Mereka sangat akrab dengan keluarga ,
suka berkumpul untuk merayakan ulang tahun, teristimewa untuk gadis usia 18
tahun diadakan pesta yang menandai mereka menginjak dewasa.
Hampir
semua rumah di kota kecil ini mempunyai gazebo atau tenda di halaman rumahnya untuk
kumpul2 keluarga dan memasak daging panggang barbeque. Yang memasak laki laki tuan rumah, istrinya menyediakan
salad dan kue tart dan roti, pasta atau kentang . Selalu ada keju . minumannya
bir dengan gelas tinggi, atau paling tidak sparkling water; air yang diberi
soda. Yang tidak suka sparkling water tapi ingin minum air ya mengambil sendiri
dari keran. Di kota ini air keran darii kamar mandipun aman untuk di konsumsi
Penulis sempat menghadiri upacara pemakaman.
Penduduk Frammersbach mayoritas beragama Katolik. Namun gereja mereka
mengizinkan jenazah di kremasi. Uniknya setelah menjadi abu ditempatkan di
guci, dan guci ini melalui upacara dan penghormatan ditanam di bawah pohon di
hutan. Di sekeliling sebuah pohon ditanam guci-guci jenazah dan nama mereka di
tuliskan di pohon tersebut. Dalam upacara pemakaman yang dianggap sakral ini
tak boleh ada dokumentasi berupa foto, video dan lain –lain. Tamu sanak
keluarga berdiri mengelilingi tempat upacara mengenakan pakaian resmi hitam dan
putih.. Setelah upacara pemakaman selesai,
tuan rumah yang baru kemalangan , mengundang sanak keluarga berkumpul
lagi untuk makan2 di sebuah restoran. Roti dan irisan aneka daging dan keju ;
itu itu makanan utama orang Jerman.
Jerman
sebuah Negara yang kaya, penduduknya boleh dibilang makmur atau sejahtera. Di
kota kecil ini ada sebuah apotik yang lengkap, menjual alat2 untuk orang tua
seperti tongkat, kursi roda dan lain2. Orang sakit berobat tidak bayar karena
dokter mendapat gaji tetap dari pemerintah daerah yang dananya diambil dari
asuransi kesehtan yang setiap karyawan harus membayar 14% dari gaji mereka.
Kalau seorang
5.
pegawai
kehilangan pekerjaan, pemerintah akan menyumbang 60 %. dari gaji terakhir dia terima sewaktu
bekerja; jumlah ini biasanya cukup untuk hidup sederhana ukuran normal.
Sekolah gratis kecuali Taman kanak- kanak dan
perguruan tinggi harus membayar yang jumlahnya tidak besar dan terjangkau untuk
setiap keluarga. Biasanya anak sesudah 18 atau 19 tahun ingin mandiri. Mereka
memilih sekolah keakhlian khusus yang biasanya dilakukan berseling dengan
bekerja sesuai dengan bidang yang dia pelajari. Karena itu begitu sekolah selesai
dia juga sudah berpengalaman bekerja.
Makanan
pokok orang Jerman adalah daging; di kota Frammersbach ada toko daging khusus,
dijual aneka daging segar dan olahan, termasuk daging rusa. Juga ada
beberapa supermarket besar dan lengkap
untuk memenuhi kebutuhan penduduk, dijual aneka buah dan sayur. Keju dan
lain-lain Untuk apel saja, ada 12 jenis apel yang dujual. Di kota ini seperti
pada umumnya kota2 lain di Jerman , ada Rathaus, yang disekitarnya pasti ada
café atau restoran, ada tempat terbuka seperti alun-alun dengan kolam air
mancur,.ada gereja, ada kolam renang dan vasilitas olah raga. Uniknya vasilitas
olah raga ini di pinggir hutan seperti
tempat piknik. Berjajar mobil caravan , ada lapangan writch ball, tempat
seluruh keluarga bermain. Sekitar 15 km dari Frammersbach ada hutan outbound
sangat lengkap. Dengan aneka mainan tantangan seperti fire fox untuk remaja dan dewasa. Syaratnya
hanya satu; tinggi badan minimal 125 cm, dan membayar alat2 pengaman. Summer,
rupanya anak-anak, remaja dan orang dewasa tak mau melewatkan musim yang sangat
dinikmati ini untuk bermain bersantai, berwisata ke alam terbuka.
Inilah
sepintas POTRET sebuah desa di satu Negara maju dan kaya.